Stasiun
Aku datang kembali dimana tempat aku mengenalmu sesungguhnya. Tiap kali menunggu pintu keluar atau yg sering ku sebut kedatanganmu dan yang ku tunggu.
Asaku saat aku menilik pintu keluar yg selalu ku tunggu menatapmu, sebatas menebus kerinduanku yg ku utarakan kemarin. Merengkuh tangan halusmu, saat suara horn berkata pintu keluar disebelah kanan kereta. Itulah dimana nuraniku berdebar, berkhayal, bahwa aku telah menebus kerinduanku kemarin.
Lalu, hal yg paling ku tunggu adalah pertanyaan yg kerap kau lontarkan "kita mau kemana?. Dengan kebingunganku mengenai tujuan pastinya aku menjadi polos dan menggelikan.
Kerapkali selepas ini. Kita akan berperang argumentasi tujuan, hingga pada akhirnya sesuatu akan menentukan sesuai kehendak siapa.
Komentar
Posting Komentar